Senin, 14 Juli 2014

Wuzuquan / Hokkian Siauw Liem Sie


Akar dari aliran ini pertama kali ditanamkan oleh Choa Giok Beng (Chua Kiam). Choa lahir tahun 1853, di propinsi Fu Jian, Tiongkok selatan, selama masa dinasti Ching (1644-1911). Beliau tinggal di kampung Pan Be, beberapa mil dari Coan Ciu. meskipun orang tuanya kaya, Giok Beng lebih tertarik dengan latihan bela diri. Kesukaan yang besar terhadap beladiri ini mengantarkannya bertemu dengan salah satu Grand Master Shaolin yaitu Ho yang (He Yang) yang berasal dari propinsi Ho Nan (He Nan).
Selama latihan, Ho Yang menurunkan seluruh ilmunya kepada Giok Beng di perkebunan keluarga Choa. Ketika Ho Yang wafat, beliau mengantarkan jenazah gurunya tersebut sampai ke Ho Nan. Sekembalinya dari Ho Nan, Giok Beng mengambil rute memutar, sehingga membawanya dalam pengembaraan yang sangat sulit selama sepuluh tahun ke seluruh Tiongkok. Selama masa ini, Beng meneliti banyak teknik-teknik dan ide-ide baru dalam beladiri. Terus berlatih dan mengkombinasikan semua teknik itu hingga ia menciptakan sebuah teknik baru dalam beladiri Tiongkok, yang dianggapnya sebagai teknik beladiri pertarungan yang sempurna. Teknik ini dinamakannya HoYang Pay Wu Zu Quan.
Teknik- Teknik yang dimasukkan oleh Choa Giok Beng antara lain : 
1. Bai He Quan (Teknik bangau putih dari selatan) yang memiliki banyak variasi gerakan tangan, siku dan lengan. 
2. Kao Kun (Teknik kera) merupakan teknik yang lincah terutama pada teknik penyerangan, bertahan dan teknik perpindahan 
3. Tai Cho (Teknik beladiri yang diciptakan Kaisar Tai Zu) menggunakan teknik serangan mengapit, menggunting, dll
4. Lo Han (Teknik beladiri internal Shaolin) merupakan pelatihan sistem internal memberikan kontribusi pada teknik melangkah
5. Tat Chun (Teknik latihan baju besi Bodhidharma / Tat Mo) merupakan dasar dari pelatihan tubuh para praktisi beladiri ini. Dikabarkan Tat Mo menciptakan dua kitab yaitu Kitab perubah otot (Yak Kun Keng) dan Kitab pembersihan Sumsum (Swe Che Keng). Teknik tersebut diaplikasikan pada latihan beladiri ini.
Setelah menghabiskan masa berkelananya, Choa kembali ke Fu Jian. Disana ia mendapati rumah dan usahanya telah bangkrut karena tidak ada yang mengurus. Choa kemudia berkonsentrasi kepada latihan Kun Tao saja dan membuka sebuah Bu Koan (tempat latihan kuntao) bernama Lin Gi Tong. Di atas pintu, ia menuliskan :” Para tuan yang terhormat mari kita berlatih Sam Chien, dan para pendekar mari meneliti latihan Ngo Ki saya.” Seperti kebiasaan saat itu banyak guru cabang lain yang datang dan menantang Choa. Namun ia tak terkalahkan, sehingga namanya menjadi pembicaraan di seluruh Fu Jian.
Choa tidak terlalu suka dengan kekayaan dan kemakmuran. Hatinya hanya ada pada Kun Tao. Pernah suatu kali ia mengikuti ujian kenegaraan dan lulus. Namun karena kondisi pemerintahan yang kacau dan dilanda korupsi, maka ia pun memutuskan untuk keluar. Choa juga terkenal dengan latihan Pat Hoat nya.
Sebelum berlatih dengan Ho Yang, Choa Giok Beng terlebih dahulu telah menguasai ilmu Tie Sha Cang (telapak pasir besi) dan Gin Kang. Ia juga terkenal dengan sebutan Pan Be Ho (Bangau dari Pan Be). Banyak master aliran lain yang berguru kepadanya. Rumah Choa tidak berpintu, dan hanya terdapat jendela. Orang yang bisa meloncati jendela itu akan diterima Choa sebagai tamu kehormatan. Banyak dari para master itu yang menjadi murid Choa Giok Beng dan pada akhir hidupnya Choa Giok Beng lebih suka berkelana dan hidup sederhana.
Di Coan Ciu, 10 murid terbaik Choa Giok Beng dikenal dengan sebutan Sepuluh Harimau Wu Zu Quan.
Disini para muridnya banyak memakai nama julukan. Sehingga nama asli mereka sendiri banyak dilupakan. Legenda 10 Harimau Wu Zu Quan ini sendiri sangat nyaring gaungnya di seluruh Tiongkok. Melalui kader-kader terbaik merekalah ilmu ini dapat menyebar ke seluruh dunia.