Perantauan Tiong Hoa selain berdagang juga beberapa di antaranya membawa
bekal ilmu silat yang spesifik, yaitu yang kita kenal dengan beberapa
nam, ada yang menyebutnya: Kun Thau, Buge, Kuo Shu, Gi Siau, Pun Shu,
Kang Hu, Chien Su, dan lain-lain.
Dan akhir-akhir ini lebih di kenal dengan nama Kung Fu / Wu Shu,
sedangkan bentuk olahraga dari Kung Fu (Kung Fu Sport) sekarang di kenal
dengan nama Wu Shu. Seingat penulis, waktu dahulu lebih sering disebut
Kun Thau, Bagaimana pada masa itu ilmu silat Tionghoa terkenal dengan
sebutan Kunthau ? Sedang arti dari perkataan Kunthau sendiri adalah
kepalan tangan. Apakah ada nilai sejarah yang menyokong kata tersebut ?
Apakah ada hubungannya dengan salah satu aliran silat Tionghoa yang
sangat besar dan terkenal di wilayah Tiongkok Selatan yang disebut : Nan
Shao Lin Wu Tju Tjien ? Bisa disebut aliran Go Tju (Ngo Tjouw) dengan
simbol gambar bentuk kepalan yang spesifik. Hanya orang-orang waktu
dahulu yang dapat menjelaskannya. Kita hanya dapat menerka-nerka.
Ilmu silat Tionghoa ada banyak sekali macam dan ragamnya, maupun
alirannya. Di pulau Jawa dikenal beberapa macam aliran, seperti: Shao
Lin Selatan, Shao Lin Utara, Wu Dang, O Mei dan lain-lain. Ada aliran
berdasarkan suku daerah seperti aliran: Hok Kian, Shan Tung, Khe, Kong
Hu (Kwang Tung) dan lain-lain. Atau gabungan dari dua unsur di atas
seeprti: Hok Kian Shao Lin, Shan Tung Shao Lin dan lain-lain. Ada juga
nama berdasarkan jenis permainnya, seperti: Thai Chi, Hsing Ie, Pa Kwam
Tit Kun dan lain-lain.. Berdasarkan hasil pembicaraan penulis dengan
salah satu seorang pakar pelatih Wu Shu berasal dari Cen Du yang pernah
melatih atlet-atlet Wu Shu Indonesia, Mr Deng Chang Li. Dikatakannya,
bahwa di Tiongkok ada ratusan macam aliran.
Membicarakan orang-orang ternama dalam lingkungan ilmu silat Tionghoa
masa lampau, penulis sangat berterimakasih kepada almarhum Tan Tiang
Toan, atas catatan peninggalannya.
- Hok Kian Shao Lin
- Tan Tek Siu, seorang pertapa di Tulung Agug, saudara seperguruan: Thio Kim Tui, Lauw Eng Tong, Lim A Kauw, dan Tan Swie Hong
- Be Kang Pin, spesialis Eng Cun Kun di Semarang dan pernah di Ambarawa
- Lauw Tjheng Tie, menetap di Ambarawa, Wonosobo dan Parakan, murid-murid beliau: Hoo Lin Pun (Bah Sutur), The Hway Hin, Ci Cin Giok dan Souw Sui Liang di Parakan, The Tjin Tjo di Tulung Agung, Tji Kwat Tjeng di Bogor
- Mpek Tang Kiam di Jakarta, muridnya : Tjiam Tjeng Wie di Jakarta. Cucu murid: Shie Kong Liang, Gouw Gin Hok di Jakarta.
- Sinshe Shoa Lay dan Sinshe Kwa Li di Jakarta
- Wi Ie Kwi di Tasikmalaya
- Kwi Tang Shao Lin
- Siauw A Tok di Jakarta. Murid-muridnya: Ten Fuk Suy di Jatinegara/Jakarta dan Lim Bit sui di Jakarta
- Shantung Shao Lin
- Liu Te So di Rangkas Belitung dan di Palembang, murid-muridnya: Oey Teng Tjong di Jakarta, Lim Kim Tjoan di Teluk Betung
Setelah Perang Dunia I berakhir, tahun 1925 di tanah Jawa banyak mendapat guru-guru silat Tionghoa,
antara lain :- Hok Kian Shao Lin.
- Sinshe Lo Ban Teng dari Shao Lin Ho Yang Pay di Semarang, kemudian di Jakarta. Anak-anak : Lo Sao Gok, Lo Sau Tjun, dll. Murid-murid beliau :
- Lim Tjui Kang di Solo
- Lo Bun Liu di Jakarta
- Tan Hui Long di Jakarta
- Lim Kim Bie di Jakarta.
- Mpe Tahu (Hoay): Kun Thao Sikap di Jakarta.
- Mpe Sinyo: Kun Thao Kepret di Jakarta.
- Le Tjeng San : Kun Thao Desar di Jakarta.
- Ku Ba Kauw, Ku Tat Siong, Ku Hay Lin, Ku Sip Lin di Jakarta.
- Sinshe Ku Liong Hin di Jakarta.
- Sinshe Tan Wie Siong di Jakarta.
- Sinshe Lim Tong Kun di Jakarta.
- Gouw San Tong (Tit Kun) di Bogor. Murid-muridnya:
- Oey Ke Han
- Oey Bie Dian
- Tan Hok Tjiang semua di Jakarta.
- Sinshe Hiang Kim Ie(Kun Thao Cu Coan) di Jakarta.
- Lie Tian It di Cianjur.
- Tjiong Kim Sen (Picis) di Bandung. Murid-murid:
- Lie Kie Goan
- Oey Keng Hay
- Kang Hap Bouw di Bandung
- Lim Sin Tjui (Ba Ci) di Bogor
- Tjio Wi Koat di Cibinong.
- Tjhi Hsi Hwee Sio di Bandung. Murid: Tan Peng Liang di Senen.
- Ang Tie Seng di Bandung.
- Lie Peng Lien di Bandung.
- Kwitang Shao Lin.
- Tjen May Fung
- Thiong Tjet Hin
- Tjung Tjin Yang
- Tju Yat Liang
- Yap Nyok Tong
- Lay Kiun Min
- Lie Yun Thiam
- Oey Sin Fen
- Tan Tik Sam semuanya di Jakarta.
- Shantung Shao Lin.
- Oeng Tjoe Kioe di Jakarta.
- Murid-muridnya :
- Ong Tiang Biauw
- Ong Kim Seng
- Wang Kui Siang
- Lo Yun On
- Lim Tjeng Hiang
- Tan Eng Tju.
- Anak: Wang Tje Yen semuanya di Jakarta.
- Murid di Cibinong: Ang Tek Hoat.
- Murid di Bandung: Lauw Su Peng.
- Liu Tjung Ho, Liu Tjung Tjui(Liu Oh Ting) di Bandung, Bogor dan Jakarta. Murid-muridnya:
- Oey Ke Seng di Bandung
- Tan Tiang Toan, Lie Lang Yen, Lay Tjai Bun(Lay Tjan Lung) di Jakarta.
- Liu Siew Wen di Jatinegara, Jakarta. Tjong Siang Kian di Senen, Jakarta. Tjoe Bun Wen di Jakarta. Murid-muridnya:
- Lie Gie Hong di Jakarta.
- Tan Eng Tjun di Surabaya.
- Tji Kay Liang di Pekalongan. Murid: Gouw Sin Hie(Ho Peng).
- Hopak Shao Lin. Yap Lim Yok Tjay di Jakarta, kemudian pindah ke Bandung. Murid: Thung Liong Tiu.
- Butong Shao Lin. Ho Tong Ko di Bandung. Murid: Tan Seng Ho di Bandung.
- Hoa San Shao Lin.
- Tji Shiao Fu di Semarang, Murid-muridnya:
- Liu Yan Fei
- Ong Swan Fang
- Tan Kuin Bie
- Kho Him Tjai
- Tan Khe To
- Tjhi Tju Ming di Semarang
- Oey Pek Siong di Tegal
- Tan Kwi Lian di Ulujami
- Pwa Kay Hin
- Liem Yu Kiong di Bandung
- Oey Tiang Bouw
- Tan Kim Liong di Bogor
- Tsai Cun Je di Jatinegara, Jakarta.
- Saudara seperguruan dari Tjhi Shiao Fu banyak mengajar di Jawa Tengah, antara lain:
- I Min Fung
- Sun Tee Yang
- Yen Lie Jung
- Ma Tung Jauw
- Su Yuen Fang
- Yen Jing Swee
- Liu Han Tjing mengajar di Cirebon.